Ini adalah pengalamanku mejadi korban penipuan penjual cat sisa proyek, atau paling tidak, aku merasa tertipu. Aku akan menceritakannya untuk anda agar anda tidak mengalami hal yang sama seperti yang saya alami, dan agar para penipu tidak semakin menjadi - jadi menjalankan aksinya dengan lancar.
Kisah ini di latar belakangi oleh direnovasinya rumah kami tempo hari. Ketika telah tiba waktunya untuk mengecat tembok, maka untuk menghemat biaya kami putuskan untuk mengecatnya sendiri.
Mengenai proyek kami mengecat tembok ini , anda bisa membaca artikel kami yang berjudul Cara Mengecat Tembok yang Masih Baru untuk Pemula.
Akhirnya, aku mulai mencari - cari jenis cat tembok apa yang akan saya gunakan nanti, yang pas di kantong, dan pas di kualitas. Maunya, pokoknya yang murah tapi bagus.
Hingga pada suatu sore, ketika saya sedang beres - beres membersihkan sisa - sisa material di depan rumah, datanglah seseorang mengendarai sepeda motor dengan membawa dua ember cat besar ukuran 25 kg. Awalnya saya kira dia orang baik - baik yang hendak menanyakan alamat. Eh, ternyata...
"Sore pak, ini pak, saya pekerja proyek yang ada di desa sebelah. Nah, karena proyek sudah selesai, ini saya mau jual murah cat sisa proyek. Ya.. daripada tidak terpakai." Kata orang tadi mengawali pembicaraan. Sebuah usaha yang berhasil.
"Emang berapa harganya?" tanyaku penasaran.
"400ribu aja boleh pak, dari pada mubazir. Kalau di toko harganya masih 600 ribuan ini pak"
Saya lihat catnya, perhatikan , cat nya tertulis bermerk PROPA*E. Murah juga pikirku. Kesalahanku yang pertama adalah bahwa aku kurang jeli membaca tulisan merk-nya. Di situ tertulis bermerk PROPA*E , padahal yang terkenal kan cat yang bermerk PROPA* tanpa E.
Karena merasa tertarik, murah juga pikirku, aku mencoba menawar harga, "400 ribu dapat dua, aku ambil pak".
"Wah ga bisa mas, tambahin dikit dong", dia menolak, atau lebih tepatnya pura - pura menolak, sebuah politik tawar menawar.
Akhirnya setelah tawar menawar, dia mau melepas dengan harga 400 ribu dapat dua ember cat masing - masing ukuran 25 kg. Cukup murah, karena setahuku di toko memang seharga 500 ribuan, ini 400 ribu dapat dua @25kg. Cukup banyak untuk mengecat seisi rumah, nanti kalau sisa, akan aku gunakan untuk mengecat genteng sekalian....
Begitu serah terima uang dengan barang selesai, dan si sales cat pergi. Baru aku sadari bahwa aku tertipu.
Aku baca sekali lagi merk nya. Ini merk tiruan, seolah -olah merk terkenal PROPA*. Eh ini mah PROPA*E. Aduh.. aduh.. Lalu aku buka tutup segelnya, aku lihat isi catnya, berwarna biru telur bebek kesukaanku.
Tapi kayaknya kok banyak kandungan gamping nya ya..? Ternyata benar aku tertipu dari sisi merk tiruan dan kualitas.
Terlanjur keluar uang ratusan ribu rupiah, aku coba mengecat beberapa ruangan dengan cat merk gadungan tadi. Setelah aku pakai buat mengecat, terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa aku memang tertipu. Bagaimana tidak, dua ember @25kg cat habis untuk mengecat 2 ruangan ukuran @ 3 x 3. Padahal untuk mengecat ukuran yang sama dengan cat merk asli aku hanya butuh 2 ember kecil saja.
Warna yang dihasilkan pun mengecewakan, dan kalau disentuh, seperti ada sedikit cat yang menempel di tangan, bukti kandungan gampingnya tinggi.
Menyesal sudah tidak berguna. Maka dari itu saya menuliskan kisah ini agar anda semua tidak menjadi korban penipuan seperti saya.
Saran saya dalam memilih cat yang tepat,
Tulisan ini mencoba menutup kesempatan dan niat jahat seperti itu, maka WASPADALAH..! WASPADALAH!
Kisah ini di latar belakangi oleh direnovasinya rumah kami tempo hari. Ketika telah tiba waktunya untuk mengecat tembok, maka untuk menghemat biaya kami putuskan untuk mengecatnya sendiri.
Mengenai proyek kami mengecat tembok ini , anda bisa membaca artikel kami yang berjudul Cara Mengecat Tembok yang Masih Baru untuk Pemula.
Akhirnya, aku mulai mencari - cari jenis cat tembok apa yang akan saya gunakan nanti, yang pas di kantong, dan pas di kualitas. Maunya, pokoknya yang murah tapi bagus.
Hingga pada suatu sore, ketika saya sedang beres - beres membersihkan sisa - sisa material di depan rumah, datanglah seseorang mengendarai sepeda motor dengan membawa dua ember cat besar ukuran 25 kg. Awalnya saya kira dia orang baik - baik yang hendak menanyakan alamat. Eh, ternyata...
"Sore pak, ini pak, saya pekerja proyek yang ada di desa sebelah. Nah, karena proyek sudah selesai, ini saya mau jual murah cat sisa proyek. Ya.. daripada tidak terpakai." Kata orang tadi mengawali pembicaraan. Sebuah usaha yang berhasil.
"Emang berapa harganya?" tanyaku penasaran.
"400ribu aja boleh pak, dari pada mubazir. Kalau di toko harganya masih 600 ribuan ini pak"
Saya lihat catnya, perhatikan , cat nya tertulis bermerk PROPA*E. Murah juga pikirku. Kesalahanku yang pertama adalah bahwa aku kurang jeli membaca tulisan merk-nya. Di situ tertulis bermerk PROPA*E , padahal yang terkenal kan cat yang bermerk PROPA* tanpa E.
Karena merasa tertarik, murah juga pikirku, aku mencoba menawar harga, "400 ribu dapat dua, aku ambil pak".
"Wah ga bisa mas, tambahin dikit dong", dia menolak, atau lebih tepatnya pura - pura menolak, sebuah politik tawar menawar.
Akhirnya setelah tawar menawar, dia mau melepas dengan harga 400 ribu dapat dua ember cat masing - masing ukuran 25 kg. Cukup murah, karena setahuku di toko memang seharga 500 ribuan, ini 400 ribu dapat dua @25kg. Cukup banyak untuk mengecat seisi rumah, nanti kalau sisa, akan aku gunakan untuk mengecat genteng sekalian....
Begitu serah terima uang dengan barang selesai, dan si sales cat pergi. Baru aku sadari bahwa aku tertipu.
Aku baca sekali lagi merk nya. Ini merk tiruan, seolah -olah merk terkenal PROPA*. Eh ini mah PROPA*E. Aduh.. aduh.. Lalu aku buka tutup segelnya, aku lihat isi catnya, berwarna biru telur bebek kesukaanku.
Tapi kayaknya kok banyak kandungan gamping nya ya..? Ternyata benar aku tertipu dari sisi merk tiruan dan kualitas.
Terlanjur keluar uang ratusan ribu rupiah, aku coba mengecat beberapa ruangan dengan cat merk gadungan tadi. Setelah aku pakai buat mengecat, terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa aku memang tertipu. Bagaimana tidak, dua ember @25kg cat habis untuk mengecat 2 ruangan ukuran @ 3 x 3. Padahal untuk mengecat ukuran yang sama dengan cat merk asli aku hanya butuh 2 ember kecil saja.
Warna yang dihasilkan pun mengecewakan, dan kalau disentuh, seperti ada sedikit cat yang menempel di tangan, bukti kandungan gampingnya tinggi.
Menyesal sudah tidak berguna. Maka dari itu saya menuliskan kisah ini agar anda semua tidak menjadi korban penipuan seperti saya.
Saran saya dalam memilih cat yang tepat,
- Belilah cat yang sudah benar benar bermerk di toko cat terpercaya.
- Pertimbangkan juga, akan mengecat luar ruangan ataukah dalam ruangan. Cat yang memang diperuntukkan untuk luar ruangan biasanya lebih tahan terhadap perubahan cuaca, lebih tahan terhadap jamur, hujan dan panas. Konsultasikan dengan penjual cat.
- Pertimbangkan juga untuk menggunakan cat yang anti air dan mudah dibersihkan, terutama pada tempat - tempat yang lembab. Dinding yang lembab karena rembesan air bisa mengakibatkan tumbuhnya jamur yang akan susah untuk dibersihkan. Akan tetapi jika sudah berjamur, bersihkan dengan cara ini.
- Untuk warna sesuaikan dengan selera anda. Tidak ada aturan baku untuk memilih warna, karena ini berkaitan dengan selera.
Tulisan ini mencoba menutup kesempatan dan niat jahat seperti itu, maka WASPADALAH..! WASPADALAH!
EmoticonEmoticon