Minggu, 22 Januari 2017

Cara Menghindari Perceraian dalam Pernikahan
Dalam beberapa artikel saya di blog ini, khususnya terkait Kartu Keluarga, pindah domisili, akte kelahiran, akte nikah dan semisalnya, saya menemukan ada hal yang membuat saya cukup prihatin.

Dari komentar yang masuk, saya menemukan tidak sedikit istri ataupun suami yang sedang menghadapi kasus perceraian. Entah di ambang perceraian, entah sudah pisah tapi belum resmi cerai, ada juga yang sudah resmi cerai.

Ada yang datang ke blog ini saat sedang mengurus KK baru setelah cerai, ada yang sedang membuatkan akte kelahiran anaknya sementara orang tuanya bercerai, dan berbagai persoalan lain terkait dengan perceraian.

Melihat hal tersebut, maka saya ingin mencoba bertukar pikiran dan pengalaman kepada para suami dan para istri pembaca blog ini. Hal apa saja yang bisa melanggengkan pernikahan anda dan menghindari perceraian.

Kita semua tentu tidak ingin menikah untuk berakhir dengan perceraian. Apalagi jika sebelumnya resepsi pernikahan kita termasuk resepsi yang mewah, cenderung buang - buang uang, sekedar mengejar pengakuan orang kemudian berakhir dengan perceraian. Baca juga Resepsi Pernikahan Pas - pasan.

Saya akan memulainya dengan membagikan pengalaman kami dan pengalaman rumah tangga teman - teman kami mengenai  hal - hal yang bisa melanggengkan pernikahan. Kami tidak mengatakan bahwa pernikahan kami (saya dan teman -teman) akan dijamin langgeng sampai akhir hayat. Setidaknya pernikahan kami masih bisa bertahan sampai tulisan ini dibuat.

Untuk itu , kami juga mengharapkan anda semua untuk menambahkan pengalaman yang berharga anda mengenai hal ini. Kami harap apa yang anda bagikan di sini, bisa bermanfaat juga bagi pernikahan kami dan pernikahan pembaca semua.

Cara Menghindari Perceraian Melanggengkan Pernikahan

  1. Awal dari semua ini adalah dengan cara memilih calon pendamping hidup yang cocok untuk kita. Sebisa mungkin pilihlah pasangan hidup yang latar belakang budaya, ekonomi, apalagi agama yang tidak berbeda terlalu jauh dengan kita. Latar belakang ini sangat memengaruhi cara berpikir seseorang. Perbedaan yang besar dalam latar belakang ini, berpotensi menimbulkan banyak ketidak cocokan di kemudian hari yang dikhawatirkan menjadi awal dari perceraian.
  2. Setiap pasangan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Seorang suami menjalankan tugasnya sebagai kepala rumah tangga yang baik. Berusaha maksimal mencari nafkah, melindungi dan menyayangi keluarga kecilnya. Kemudian seorang istri juga hendaknya menjalankan kewajibannya sebagai istri. Melayani suaminya dengan baik, mendidik anak - anak dengan baik, memanajemen keuangan rumah tangga dengan amanah dan apa adanya sesuai kemampuan suami.
  3. Menyeimbangkan gaya hidup dengan pendapatan keluarga. Jangan memboroskan pengeluaran untuk hal - hal yang tidak penting. Mengikuti gaya hidup tetangga yang membebani perekonomian keluarga bisa menganggu kondisi keuangan keluarga. Hidup apa adanya saja. Investasikan penghasilan berlebih kepada hal - hal yang produktif, mengembangkan usaha keluarga, pendidikan dan semacamnya. Dengan keuangan keluarga yang sehat, potensi terjadinya konflik bisa diminimalkan.
  4. Ketika percek-cokan mulai terjadi, setiap pasangan hendaknya mengenang jasa - jasa pasangannya terdahulu. Seorang istri mungkin menyebalkan ketika ribut dengan anda. Tetapi ingatlah juga akan jasa - jasa istri anda. Dialah yang susah payah melahirkan anak- anak anda, melayani kebutuhan anda, dan lain - lain. Begitu juga sebaliknya, ketika suami anda begitu menjengkelkan, ingatlah juga jasa-jasanya terdahulu. Suami anda telah bekerja keras menafkahi anda dan anak - anak, menjaga keselamatan anda dan anak- anak, dan seterusnya
  5. Setiap pasangan selalu instrospeksi diri. Adakah kewajiban yang telah anda lalaikan sebagai suami / istri? Apakah anda suami pemalas dan tidak mau mencari nafkah? Apakah anda istri yang masa bodoh dan tidak mau belajar mengurus rumah, tidak mau melayani suami dengan baik? Mintalah maaf selalu kepada pasangan anda jika ada kekurangan anda dalam menjalankan kewajiban anda terhadapnya. Di saat yang sama anda berusaha memperbaiki kekurangan dalam menjalankan kewajiban anda sesuai kemampuan.
  6. Sempatkan cukup waktu untuk melakukan rekreasi keluarga. Tidak perlu mahal - mahal, bersepeda bersama sudah cukup untuk menyegarkan pikiran. Baca juga merencanakan rekreasi keluarga tanpa biaya. Rekreasi akan membuat pikiran anda dan istri segar kembali sehingga bisa berfikir lebih jernih ketika menghadapi suatu masalah.
Mungkin itu pembukaan dari kami. Pengalaman kami secara global dalam melanggengkan pernikahan dan menghindari perceraian. Untuk rinciannya, maka setiap keluarga memiliki kasusnya sendiri- sendiri.

Untuk itulah, akan sangat bermanfaat bagi pembaca yang lainnya jika anda bisa berbagi pengalaman anda berumah tangga.


EmoticonEmoticon