Sabtu, 21 November 2015

Cara Pantang Menyerah : Belajar Dari Kisah Sukses Pendiri HondaPernahkah anda merasa khawatir dan cemas saat anak anda terlihat tidak berprestasi di kelas? Atau anak anda selalu mendapat nilai yang buruk? Kemudian anda merasa menyerah atau bahkan marah menerima kenyataan yang anda simpulkan sendiri bahwa anak anda memiliki masa depan yang suram. Ssst..tunggu dulu, dunia belum berakhir. Jangan buru - buru menyimpulkan. Prestasi akademis tidak selalu berbanding lurus dengan kesuksesan di masa depan.

Honda. Ya, siapa yang tak kenal atau tidak pernah mendengar nama ini.  Hampir semua orang mengenalnya bahkan memiliki produk mobil ataupun motor bermerek Honda. Honda si raja jalanan, merek kendaraan yang sangat populer di Indonesia dan dunia. Tetapi, percayakah anda bahwa pendiri honda adalah anak dengan kecerdasan pas-pasan di kelas dan selalu mendapat nilai ujian yang jelek? Dialah Soichiro Honda.

Akan tetapi ada satu hal yang tidak boleh anda lewatkan dari  sosok Soichiro kecil, yaitu kecintaannya pada dunia mesin, motor dan sepeda. Bolehlah putra putri anda adalah anak yang tidak terlalu berprestasi di kelas, selalu duduk di bangku belakang, tetapi jangan sampai anda tidak mengenali, apa sesungguhnya yang menjadi minat dan kecintaannya. Bukannya Soichiro benar-benar bodoh waktu itu, tetapi itu bukan dunianya. Dunianya adalah mesin.

Kembali ke sosok Soichiro, Lahir pada tanggal 17 November 1906 di Iwatagun yang terpencil di Sizhouka Prefecture. Ayahnya seorang tukang besi yang beralih menjadi pengusaha bengkel sepeda. Soichiro adalah anak sulung dari sembilan bersaudara, akan tetapi hanya empat orang saja yang bertahan sampai dewasa. Sedangkan saudaranya yang lainnya telah meninggal semasa kanak-kanak karena kurang obat dan lingkungan yang kumuh.

Melihat latar belakang Soichiro di atas , membuat anda tidak memiliki alasan untuk tidak bangkit atau menyerah pada kondisi anda. Kesuksesan masih bisa anda raih asal mau bekerja keras walaupun anda memiliki latar belakang yang menurut anda mustahil untuk bisa sukses.

Walaupun ayah dari Soichiro adalah orang yang miskin, akan tetapi dia adalah orang yang suka dengan pembaharuan. Ketika muncul pipa sigaret model barat, maka ia pun tidak ragu untuk mengganti pipa sigaretnya yang bengkok. Tidak peduli anggapan aneh dari tetangga. Sifat inilah yang menurun pada Soichiro.

Di sekolah,prestasinya rendah. Tidak suka membaca, dan kadang membolos. Ketika sudah kelas lima dan enam , bakatnya dalam dunia sains mulai kelihatan. Ketika pertama kalinya dia melihat mobil , dia sangat terobsesi, dia kejar mobil yang melaju, bergelayut di belakang mobil. Sampai akhirnya mobil berhenti, dia mengamati, ada oli yang menetes ke tanah, dia cium dan oleskan tetesan oli itu ke muka dan tangannya. Sejak saat itulah dia bercita - cita untuk bisa menciptakan mobil.

Soichiro hanya mengalami duduk di bangku sekolah selama 10 tahun saja. Setelah lulus SD, anak nakal itu di kirim ke Sekolah Menengah Pertama di Futumata yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Lulus sekolah, Soichiro kembali ke rumah ayahnya yang sudah beralih profesi menjadi pengusaha bengkel sepeda. Soichiro juga suka membaca majalah yang dibuat oleh ayahnya, "The World of Wheel".

Di bengkel ayahnya inilah bakat dan minatnya berkembang. Pada usianya yang masih 12 tahun, Soichiro sudah bisa menciptakan sepeda pancal dengan rem kaki. Tetapi , untuk menjadi usahawan otomotif, Soichiro sempat rendah diri. Dia menyadari bahwa dia  berasal dari keluarga miskin, tidak tampan, dan fisiknya lemah. Apakah  anda juga pernah merasa minder seperti ini? Seakan -akan anda tidak memiliki peluang untuk sukses.

Usia 15 tahun, Soichiro hijrah ke Jepang dan bekerja di Hart Shokai Company. Senang dengan cara kerja Soichiro yang teliti dan cekatan soal mesin, bosnya mengusulkan untuk membuka kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini pun diterimanya. Usianya sudah 21 tahun waktu itu.

Di Hamamatsu prestasinya terus membaik. Bengkelnya selalu menerima mobil yang ditolak oleh bengkel yang lain. Kerjanya cepat memperbaiki mobil pelanggan hingga bisa berjalan kembali. Otaknya kreatif. Dia memiliki terobosan membuat  ruji-ruji mobil dari logam yang pada umumnya waktu itu menggunakan kayu. Produknya laku keras sampai diekspor. Pada usia 30 tahun Soichiro menandatangani paten pertamanya.

Setelah sukses dengan pembuatan ruji logamnya, Soichiro membuka bengkel sendiri lepas dari bosnya. Bengkel pembuatan ring piston. Sayang, produk ring piston buatannya tidak laku dan ditolak oleh Toyota karena tidak memenuhi standar. Ring piston buatannya kaku dan tidak lentur. Pada kondisi yang demikian, teman-temannya menyayangkan, mengapa ia keluar dari bengkel bosnya.

Kegagalan ini membuatnya jatuh sakit. Baru setelah 2 bulan kemudian bisa pulih. Soichiro tidak menyerah, dia masuk kuliah untuk menambah pengetahuannya. Siang setelah kuliah,dia kembali ke bengkel, mempraktekan pengetahuan baru yang diperoleh. 2 tahun masuk kuliah, akhirnya Soichiro dikeluarkan karena jarang masuk kuliah. Kepada rektornya, dia menjelaskan bahwa tujuannya masuk kuliah bukan untuk mencari ijazah, tetapi untuk mencari pengetahuan. Apakah anda juga DO dari tempat anda kuliah? Jangan menyerah!

Akhirnya, berkat kerja kerasnya, ring piston buatannya disetujui oleh Toyota. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Tetapi karena saat itu Jepang dalam kondisi siap perang, Pemerintah Jepang tidak bisa mengucurkan dana pendirian pabrik. Tidak kehabisan akal, ia mengumpulkan modal dari beberapa orang. Sayang, ketika meletus perang, pabriknya dua kali terbakar. Masih belum menyerah, Soichiro memerintahkan karyawannya untuk mengumpulkan  sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.

Musibah datang lagi. Kali ini gempa bumi menghancurkan pabriknya. akhirnya ia menjual pabrik ring pistonnya ke pihak Toyota. Soichiro sempat membuka beberapa usaha lain, yang semuanya gagal. Bagaimana dengan anda, sudah berapa kali anda mengalami kegagalan berusaha sampai akhirnya anda putuskan untuk menyerah?

Tahun1947, setelah perang , Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi perekonomian Jepang porak poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya sekedar untuk membeli bahan makanan untuk keluarga. Dalam keadaan terdesak,ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" cikal bakal lahirnya Honda itu diminati para tetangga. Banyak yang pesan sampai Honda kehabisan stok. Saat itulah, Honda kembali mendirikan pabriknya. Motor dan mobil Honda menjadi penguasa jalanan , termasuk di negara kita.

Belajar dari kisah sukses pendiri Honda, masihkah ada alasan untuk menyerah dan berhenti berusaha?


EmoticonEmoticon